Kathe Kollwitz, Memorial to Karl Liebknecht, 1919 M, Cukil Kayu. |
Cukil
kayu merupakan seni grafis yang paling awal serta tradisional di antara seni
yang lainya. Cukil awal perkembangannya di Asia Timur tepatnya di Cina pada
abad ke-5, di Jepang masuk sekitar (1680-1868 M) pada masa periode Edo,
sedangkan di Eropa sendiri teknik cukil kayu berkembang pada sekitar tahun 1400
M dan pada akhirnya semenjak perkembangan zaman tradisi seni ini diboyong dari Asia
Timur ke Eropa terutama di kota Paris, Prancis.
Di Eropa
seni cukil kayu banyak digunakan untuk mengepresikan tentang pandangan sosial
politik, salah satunta Kathe Kollwitz yang sangat menyentuh estetikanya dalam
mengambarkan pergolakan politik di masanya.
Seni
cukil masuk di Indonesia dibawa oleh Jepang pada saat masa penjajahan, juga
para pedagang dari Asia Timur yang masuk ke Indonesia. Mulai eksis sebagai alat
pemotret realita serta sebagai kritik dan respon terhadap pemerintahan rezim Soeharto yang pada saat itu digerakan oleh JAKER (Jaringan
Kerja Kesenian Rakyat) beserta kelompok seni lainya.
Seiring
dengan masuknya modernitas dan globalisasi seni cukil mulai banyak ditinggalkan
karena banyak hal yang lebih praktis seperti percetakan serta desain grafis
komputer yang dirasa lebih mudah, murah dan efisien. Sehingga berimbas pada
seni cukil yang masih manual dan tradisional. Sampai saat ini masih banyak yang
mengunakan seni cukil guna menyalurkan ide-ide gagasan propaganda, salah
satunya taring padi sebuah lembaga budaya kerakyatan yang bermarkas di Sembungan,
Kasihan, Bantul yang berbasis para mahasiswa ISI (institute Seni Indonesia). Sampai
saat ini masih tetap eksis dengan karya cukilnya yang banyak bertemakan tentang
melawan sisa orba, lingkungan, dan tema yang berpihak pada rakyat.
Seni
cukil sebenarnya sangatlah sederhana proseanya hanya dengan dimulai membuat
sketsa pada papan kayu yang permukaanya halus, biasanya yang digunakan papan hardboard/MDF. Proses sketsa pada papan
kayu haruslah secara terbalik atau horizontal cermin, karena papan yang telah
cukil nantinya akan dipindahkan pada media seperti kertas, hampirlah sama
kerjanya dengan stempel. Setelah papan digambar barulah dicukil dengan pisau
cukil, ada beberapa macam bentuk pisau cukil yang digunakan tergantung pada
fungsinya masing-masing dan pastinya efek cukilan berbeda. Bagian yang dicukil
nantinya akan lebih rendah dari pada yang tidak terkena cukilan, dan bagian
yang tinggi yang tidak terkena cukilan akan menghantarkan tinta kepada media
sehingga membentuk pola yang diinginkan. Setelah papan cukil selesai
pengerjaannya tuanglah cat pada media yang rata seperti cermin atau yang
lainya, ratakan dengan roller dan
pindahkan cat yang diroller pada papan yang telah dicukil. Setelah dirasa cukup
rata pengrataan cat di papan cukil, tempelkan papan cukil di media yang telah
disediakan seperti kertas dengan posisi yang diingkan. Pastikan dilakukan
dibidang yang datar agar tercipta hasil yang sempurna, tekanlah papan agar cat
tersebut menempel dengan sempurna, angkatlah papan secara perlahan dan lihatlah
hasilnya.
Cukil
lebih menarik dikarenakan kemandirian proses produktifitas dalam menciptakan
sebuah karya tanpa harus bergantung pada alat yang mewah, cukup hanya dengan
alat yang sederhana yaitu pisau cukil dan kayu.
Kebebasan
berekprsi yang mendukung untuk dituangkan kedalam cukilan. Seni yang paling sering
digunakan sebagai alat propaganda sangatlah efisien sebagai alat pemotret
realita sosial maupun realita kampus yang sampai saat ini masih banyak problem
yang terjadi. Dengan tetap mengedepankan estetika seni tapi tetaplah berisi
pesan perlawanan, juga kritik sosial dan politik dan menggambarkan perjuangan
rakyat. Sebernarnya banyak tema tema yang bisa diekpresikan lewat media cukil
dan dihasilkan poster-poster sampai kaos sebgai alat kritik, dengan mengaitkan
pada apa yang telah kita pelajari tentang sosial, politik, hukum dan kerakyatan.
Agar kita tetap produktif serta kreatif dengan tetap menjunjung nilai-nilai
kerakyatan, karena cukil sangatlah sederhana sehingga memungkinkan untuk
diterapkan sebagai alat menyuarakan hati nurani rakyat. Dengan pengunakan
gambar yang sederhana serta pesan yang mudah ditangkap maknannya. Sehingga
dapat diterima dalam kalangan luas. walaupun hanyalah sekedar penyampai pesan
dalam media poster tidaklah meyurutkan nyali untuk tidak diam dan tetap melawan
dengan seni.
Daftar
Bacaan:
Riezblog-riez.blogspot.co.id/2010/11/cukil-kayu-xylografi.html?m=1
By : Iqbal Izzud, tercatat sebagai mahasiswa Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, Yk.
0 Response to "Cukil: Melawan dengan Seni "
Posting Komentar