Kuil Phartenon yang dibangun pada masa Pericles
di Athena
Tulisan
ini secara global menjelaskan tentang kondisi sebuah kota, kota Athena yang
kerap kali tidak asing bagi seseorang yang mempelajari filsafat. Kita mengetahui
bahwa tiga serangkai tokoh filsafat paling terkemuk yang lahir di Kota Athena
ini, Sokrates, Plato, dan Aritoteles. Para filsof tersebut yang terkenal dengan
pemikirannya, dan sumbangsinya masih terpakai dalam sejarah pemikiran filsafat dari
klasik hingga zaman kontemporer ini. Namun, pada bab ini bukan membahas tentang
bagaimana pemikira mereka, tetapi menjelaskan bagaimana kondisi sebuah kota
yang sehingga kota tersebut bisa melahirkan para filsof dengan pemikirannya
yang kemudian menciptakan sebuah kebudayaan? Kebudayaan seperti apa? Akan dijelaskan
pada tulisan ini.
Athena
merupakan salah satu kota di Yunani. Filsafat sebelumnya berkembang di Ionia. Kejayaan
Athena dimulai dari kemenangannya dari dua perang dari beberapa perang melawan
adi kuasa dunia pada saat itu, yaitu Persia. Pertama, kemenangan Athena melawan
raja Persia yaitu Darius dan kemenangan selanjutnya armada Athena menlawan
putra Darius, pengganti Darius pada tahun 480 SM, yaitu Xerxes.
Kemenangan
perang tersebut memberikan prestise yang tinggi bagi Athena. Pasalnya, dari
kemenangan perang tersebut kota-kota sekitar Athena, seperti Daratan Asia Kecil
(sekarang Turky) merdeka berkat bantuan orang-orang Athena. Dengan kondisi yang
menonjol dari prestasi Athena, kemudian Athena menjadi salah satu mitra paling
menonjol untuk melawan Persia. Tentunya, dari pesekutuan bersama untuk melawan
Persia ada sebuah kontrak politik yang diajukan oleh Athena.
Kontrak
politik yang dilakukan dan disepakati bersama yaitu setiap kota yang mau
bermitra atau mau bersekutu dengan Athena diwajibkan untuk menyumbang sejumlah
kapal perang atau membayar sejumlah uang yang senilai dengan harga kapal
tersebut. Nampaknya, kota-kota yang kemudian menjadi Imperium Athena tersebut
lebih memilih alternative kedua, yaitu membayar sejumlah uang. Sekutu Athena
banyak yang mengamini dan menyepakati kontrak politik yang diajukan oleh Athena
dengan pembuktian bahwa Athena pada saat itu menjadi kota yang maju, makmur dan
sejahtera. Setelah sebelumnya kalah sejak maju disbanding kota yang lain
termasuk Ionia. Nampaknya, tolak ukur kemajuan sebuah kota dengan seni dan ada
sebuah tokoh dalam hal pemkiran yang dijelasakn oleh Betrant Russel, penulis
tidak mengetahui apakah tolak ukur itu memang dari pemikiran orang-orang Athena
pada saat itu atau mungkin tolak ukur kemajuan itu dari kacamata Russel
sendiri?
Athena
pada tahun 460-430 SM dipimpin oleh Pericles yang dipilih secara demokrasi. Ia
seorang raja yang bijaksana. Dari momentum tersebut masa pemerintahan pericles
merupakan masa paling bahagia dan gemilang dalam sejarah Athena. Ia memimpin
Athena dengan melakukan pembangunan kuil-kuil yang sempat dihancurkan oleh
Persia, seni ukir, dan yang lainnya. Pada Akhir kepemimpinannya warga Athena
mencapai 230.000, sebuah jumlah yang sangat sedikit jika dibanding dengan
kemegahan Kota tersebut.
Pericles
mencurahkan perhatian untuk membangun kembali kuil-kuil tersebut. Salah satu kuil
yang dibangunnya adalah Kuil Parthenon yang puingnya masih bisa dilihat dan
mempesona hingga zaman sekarang. Pheidias seorang pemahat yang hiup pada masa
itu, ia membangun patung dewa-dewi berukuran raksasa. Pada akhir masa ini
Athena manjadi sebuah kota yang paling menawan dan elok di wilayah Yunani.
Didorong
dari kemenangan, kemakmuran, dan kemutuhan untuk membangun kembali kotanya yang
hancur, para arsitek, pemahat, sastrawan, dan dramawan yang menghasilkan
sejumlah karya yang berpengaruh hingga zaman post-modern ini. Karya dari
seorang sejarawan, Herodotus, bapak ilmu sejarah yang bermukin di Athena yang
berasal dari Turki menuliskan sejarah perang Persia dari sudut pandang orang
Athena.
Di bidang
filsafat, Athena menyumbang dua tokoh yaitu Soktrates dan Plato. Pada saat
kepemimpinan Pericles, sokrates merupakan pemuda di Kota ini. Platoseorang
keturunan bangsawan Pemuda Athena cukup berminat terhadap filsafat dan sangat
gemar mendengarkan apa yang disampaikan para guru dari kota-kota lain. Pemuda-pemuda
saat itu tidak perlu bekerja karena subsidi dari pemerintahan kota tersebut
sudah sangat mencukupi kebutuhan warganya. Pemuda hanya konsen dan mengisi
waktu senggangnya dengan mempelajari ilmu pengetahuan matematika, filsafat,
seni, dan sastra.
Di
sini letak dan awal bagaimana Athena bisa menghasilkan seorang filsof yang
terkenal hingga era ini. Beragam seni diciptakan dan dikembangkan, dari seni penalaran
deduktif sehingga menggairahka untuk mencipakan teori-teori baru di segala
bidan ilmu pengetahuan. Menjadi pintar dan bahagia bukan merupakan sesuatu yang
mustahil dizaman itu. Seni-seni lain dikembangkan, bermain teka-teki ilmu
pengetahuan terus dikembangkan yang kemudian menjadi sebuah budaya berpikir.
Seiring
dengan berjalannya waktu, muncul ancaman dari luar maupun dari dalam, Russel
menjelaskan dari dalam terancam oleh demokrasi dan dari luar diancam oleh Sparta.
Untuk memahami apa yang terjadi setelah
pemerintahan sesudah Pericles harus menyimak sedikit sejarah awal Attica. Pada
awal sejarahnya Attica, Attica merupakan kawasan kecil berswasembada. Kawasannya
lebih kecil dari pada kawasan kota Athena. Pemukimannya terdiri dari para pengrajin, tukang terampil dan petani
yang menjal hasilnya keluar daerahnya. Pemerintahan Attica adalah monarki zaman
homerik, tetapi bedanya hanya saja rajanya tidak punya kekuasaan politik
melainkan hanya sebagai pejabat agama. Pemerintahan Attica dikuasai oleh kaum
bangsawan yang menindas rakyaknya
Sistem
demokrasi yang diterapkan Athena berhasil dikuasai oleh orang-orang bangsawan
Attica ini. Menjelang wafatnya Pericles para pemimpin pemerintahan Athena
menuntut jatah kekuasaan politik yang lebih besar. Pada saat yang bersamaan,
kebijakan Pericles yang berhubugan dengan kemakmuran ekonomi Athena menyebabkan
perselisihan yang kian memanas dengan Sparta, dan Akhirnya memicu Perang
Pelloponnesus pada tahun 431- 404 SM dan Athena kalah mutlak. Meskipun kalah
dalam politik,Prestise Athena tetap bertahan sampai pada satu Milenium
pemikiran filsafat berpusat di situ. Aristoteles dan Plato menjadikan Athena
tidak tertandingi dalam pemikiran filsafat. Akademi tempat Plato mengajar
mengungguli semua sekolah lain, sebagai pulau yang bebas agama dan pada tahun
529 M akademi tersebut ditutup oleh Justinianus karena pendirian agamanya
sangat keras.
Betrant
Russel menjelaskan kembali sejak saat itu dunia Eropa diselimuti kegelapan!
*Tulisan
ini disajikan untuk memenuhi kesepakatan pada diskusi di komunitas saya,
diskusi buku Sejarah Filssafat Barat karya
Betrant Russel.
Miftah,
Mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir,
Fakultas
Ushuluddin dan Pemikiran Islam,
UIN
Sunan Kalijaga, Yk.
0 Response to " Athena dan Hubungannya dengan Kebudayaan*"
Posting Komentar