PERAN INTELEKTUAL



PERAN INTELEKTUAL
(Edward W.Said)

Oleh : Romli Muallim

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, intelektual adalah seseorang yang cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan. Sedangkan Edward W. Said  mendifinisikan inteletual sebagai individu yang dikaruniai bakat untuk merepresentasikan dan mengartikulasikan pesan, pandangan, sikap atau filsafat kepada publik. Intelektual dalam satu sisi dianggap sebagai seseorang yang sangat istimewa, disebabkan oleh perannya yang sangat penting, dan kecerdasan yang dimilikinya selalu diperhitungkan. Pertanyaanya adalah apakah kaum intelektual sangat banyak jumlahnya, atau sebaliknya sangat sedikit dan merupakan kumpulan orang yang sangat terseleksi?.
Peran intelektual yang ditulis oleh Said berupa kiritikan terhadap Julian Benda. Dalam bukunya penghianatan kaum cendikiawan Benda mengatakan bahwa intelektual hanya segelintir orang yang dikaruniai wahyu Tuhan, yang bersemayam dalam dirinya jiwa filosof dan jiwa Tuhan, serta kegiatan utamanya bukanlah mengejar tujuan-tujuan praktis, tetapi mencari kegembiraanan megolah seni, ilmu atau renungan metafisik. Said mengkritiknya dan setuju dengan pendapatnya Antonio Gramsci di dalam bukunya  yang berjudul Selection from the prison notebook (1978) bahwa setiap orang adalah intelektual dan mampu berperan dan berfungsi sebagaimana inteletual yang diharapkan tapi tidak semua orang memiliki fungsi dan peran intelektual tersebut.
            Banyak orang yang mengaku dirinya intelektual. Adalah mahasiswa yang dengan bangga mengatakan bahwa mahasiswa adalah agen perubahan dan agen kontrol sosial, mahasiswa adalah siswa yang mempunyai otoritas tertinggi hampir menyamai tuhan, disebabkan oleh kata MAHA yang disandingkan dengan kata SISWA, tetapi pada realitasnya apakah memang demikian atau sebaliknya? Gelar yang begitu istimewa yang didedikasikan kepada mahasiswa menumbuhkan spirit baru dalam bertindak, beraksi dan menyuarakan apa yang dianggapnya benar, baik itu birokrasi kampus atau kebijakan pemerintah yang dirasa tidak pro terhadap rakyat?. Dalam pandangan ini Said megatakan bahwa mahasiswa sebenarnya adalah intelektual, akan tetapi banyak menghianati keintelektualannya, sehingga peran dan fungsinya hangus tiada arti.
Edward W. Said juga mengkritisi tentang profesionalisme kaum inteletual. Menurutnya profesionalisme adalah bahaya laten yang mampu menurunkan derajat intelektual seseorang. Menganggap pekerjaan yang dilakukan intelektual hanya untuk penghidupan antara pukul tujuh sampai pukul lima sore. Hal itu menyebabkan tekanan inteletual hanya sebatas mengekplorasi keinginan sepihak yang menaunginya.
            Hubungan intelektual dengan kekuasaan menjadi salah satu poin perhatian Edward W. Said demikian juga Julien Benda dan Naon Chomsky. Masalahnya adalah sebagai orang yang paling terkemuka di bidangnya kaum cerdik pandai ini sangat lazim untuk didayagunakan oleh kekuasaan. Yang digarisbawahi oleh Said, Benda, dan Chomsky adalah terjalinnya simbiosa mutualistik yang pada gilirannya membuat intelektual melupakan tanggung jawab moralnya. Tak hanya sampai di situ. Dalam banyak kasus, para cendikiawan telah menjadi kekuasaan itu sendiri. Jadi bukan lagi abdi kekuasaan lagi. Keadaan ini tentu tidak  jadi masalah kalau mereka tetap bisa bertugas sebagai benteng akal sehat : yang berbicara kebenaran kepada kekuasaan, seperti yang dikatakan Said, atau yang menguak kebohongan-kebohongan pemerintah.
            Mereka yang menjalankan fungsi intelektual dalam masyarakat, Gramsci mencoba memperlihatkan bahwa mereka dapat dibagi menjadi dua jenis : pertama intelektual tradisional, semacam guru, ulama, dan para administrator yang secara terus-menerus melakukan hal yang sama dari generasi ke generasi. Dan kedua adalah inelektual organik, yang dipandang Gramsci sebagai kalangan yang berhubungan langsung dengan kelas atau perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan mereka untuk berbagai kepentingan serta untuk memperbesar kekuasan dan kontrol. Gramsci yakin bahwa intelektual organik aktif dalam masyarakat, yakni mereka senasntiasa berupaya mengubah pikiran dan memperluas pasar. Tak seperti para guru dan ulama yang melakoni pekerjaan serupa dari tahun ke tahun, intelektual organik selalu aktif bergerak dan berbuat.
            Siapah anda? Apakah anda termasuk katagori intelektual?

0 Response to "PERAN INTELEKTUAL"